Rabu sore,
Gerimis.
Aku berjalan memunggunginya.
Ah, sepertinya dia memperhatikanku.
Atau perasaanku saja ?
Ya, mungkin hanya perasaanku saja.
Cinta datang sore itu,
Aku tetap berjalan. Berjalan dengan perasaan yang entah dan pikiran kemana-mana.
Kantin sepi. Kupikir ramai.Beruntung aku meng-iya-kan permintaannya.
Aku membuka lemari pendingin. Mengambil Cola.
Aku menutupnya, hampir menutupnya.
Tangannya menahanku.
Dia mengambil Fanta.
Cinta datang sore itu,
Kami duduk berdua. Tidak sepenuhnya berdua,
ada dua lelaki di ujung meja.
Jaraknya terlalu jauh, hingga terlihat seprti hanya ada kami berdua.
Aku dan lelaki itu.
Cinta datang sore itu,
Di hadapan Fanta & Cola, jantungku berdegup kencang.
Perasaanku gelisah, entah, tidak karuan.
Dia membuka kotak rokoknya, mengambil satu batang dan menyalakannya.
Ah asap itu….
Lalu, Dia membuka percakapan dengan satu kata.
“Bu ?”, sapanya mengagetkanku.
“Ya ?”.
Cinta datang sore itu,
Dia mulai bercerita.
Lelaki itu,
Perempuannya mendua. Restu tidak didapatkannya.
Dia bercerita, apapun sudah dia lakukan tetapi tetap begitu saja.
Perasaan ? Dia masih menyayanginya tapi apa mau dikata.
Aku menunduk. Meng-iya-kan dan mengangguk.
Cinta datang sore itu,
Aku masih menunduk, berkutat dengan gawai dan tetap mendengarkannya.
Dia masih bercerita. Sesekali, aku menatap wajahnya.
Mengangguk. Menimpali. Memberi nasihat.
Dan menunduk lagi.
Dia menghentikan bicaranya.
Memantik api dan menyalakan lagi rokoknya.
Ini sudah yang ketiga.
Lalu, aku menatap matanya. Matanya. Tanpa sengaja.
Sorot yang nanar, penuh luka.
Mungkin kesedihan, atau kekecawaan ?
Hanya dia yg merasakan.
Cinta datang sore itu,
Aku memejamkan mataku. Lama. Membukanya kembali.
Dan, Dia menatapku. Manik hitam itu menatapku. Tajam.
Dan menghujam jantungku. Aku mematung.
Mata kami bertemu.
Kali ini bukan nanar.
Tapi sorot permohonan.
Dia menggenggam tanganku.
“Ah, sial!”, umpatku dalam hati.
Cinta datang sore itu,
Cinta datang di percakapan kami yang kedua
Cinta datang di pertemuan kami yang entah keberapa
Cinta datang sore itu
Menggoyahkan janji yang mengikat jari manisku
Sore itu,
Cinta datang
Tak tepat waktu.
Karawang, 1 Maret 2017

Komentar
Posting Komentar